DEMA FTIK IAIN Lhokseumawe Gelar Seminar Deradikalisasi

By Admin

nusakini.com--- Berangkat dari keprihatinan mendalam akan munculnya paham dan gerakan radikal di Indonesia yang kian meningkat, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) IAIN Lhoksuemawe menggelar Seminar Nasional Deradikalisasi. 

Wakil Rektor II Darmadi mewakili Rektor IAIN mengatakan, paham dan gerakan radikal telah disebarkan melalui media sosial (medsos) secara masif dan sasarannya adalah kelompok muda termasuk mahasiswa.  

“Atas nama pimpinan perguruan tinggi saya berharap agar kampus IAIN Lhokseumawe terhindar dari masuknya paham radikalisme karena menjadi ancaman serius dikalangan generasi muda saat ini,” kata Darmadi saat membuka seminar nasional, Senin (09/10), di Kampus IAIN Lhokseumawe..  

Darmadi menandaskan Seminar Nasional Deradikalisasi sangat penting. Mahasiswa harus memahami dengan benar akar masalah radikalisme dan terorisme yang membahayakan harmoni sosial bangsa.  

Paham radikal telah menjadi perhatian serius civitas akademika perguruan tinggi. Beberapa minggu lalu telah digelar deklarasi kebangsaan para pimpinan perguruan tinggi bersama Presiden Joko Widodo di Denpasar. Sebelumnya pada bulan Mei 2017 telah dideklarasikan Piagam Aceh yang ditandatangani oleh para pimpinan PTKIN se-Indonesia di UIN Ar-Raniry. 

Kasi Kemahasiswaan Ruchman Basori yang didaulat sebagai salah satu nara sumber menegaskan, musuh bersama bangsa diantaranya adalah radikalisme dan terorisme. “Kampus menjadi basis penting untuk melawan radikalisme dan terorisme, karena di situ menjadi sasaran bagi kelompok-kelompok intoleran dan radikal melakukan infiltrasi,” ujarnya.  

Lebih lanjut dikatakan Alumni UIN Walisongo ini, semua organisasi kemahasiswaan harus diselamatkan dari para aktivis radikal, pun civitas akademikanya. Karena, menurutnya, PTKI dibangun untuk menjadikan produk lulusan yang mempunyai paham yang moderat, menjadi sumber kekuatan membangun bangsa, bukan malah meruntuhkan bangsa. 

Ruchman berharap mahasiswa PTKI tidak tinggal diam, tapi harus ikut ambil bagian menciptakan Indonesia yang terbuka, dengan pemahaman Islam yang moderat, toleran dan damai. Dengan mengutip KH. Musthofa Bisri, Ruchman mengatakan, “Sing waras tidak boleh ngalah.” 

Dosen STAINU Jakarta ini tidak lupa berpesan agar para mahasiswa mempelajari Islam dari berbagai literatur, dari para kyai, ustadz dan guru yang otoritatif, rajin menghadiri seminar dan kajian ilmiyah, serta tidak mudah menyalahkan pihak lain dalam memahami ajaran agama. “Itu adalah bagian dari ikhtiar memahami Islam secara komprehensif dan menghindarkan diri dari intoleran dan radikal”. 

Seminar Nasional bertema: "Peran dan Strategi Aktivis Mahasiswa PTKI dalam Mncegah Masuknya paham radikalisme dan terorisme di kampus" dilaksanakan pada tanggal 9-10 Oktober 2017 dihadiri tidak kurang dari 400 mahasiswa IAIN dan kalangan PT sekitar Lhokseumawe. 

Nara sumber lainnya yang dijadwalkan hadir adalah Prof. Dr. Hasbi Amiruddin, M.A Guru Besar UIN Arraniry Aceh, Al Chaidar Pengamat Terorisme, Dr. Hafifuddin, M.Ag Rektor IAIN Lhokseumawe, Dr. Zulfikar Ali Buto, M.A Dekan FTIK IAIN Lhokseumawe, dan Dr. Danial, M.A Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Lhokseumawe. (p/ab)